Selasa, 23 Maret 2010

Segelintir orang awam beranggapan bahwa sikap tegas kepada kebid’ahan dan para pelakunya merupakan cara dakwah yang arogan dan hanya menimbulkan kekacauan di tengah masyarakat sehingga mereka sangat apriori terhadap seluruh sikap tegas dan penjatuhan sanksi, mereka beranggapan bahwa dakwah yang bernuansa sejuk dan damai lebih efektif dan mengena.

Hal ini adalah benar, hukum asal, dakwah dan nasehat adalah dilakukan diatas hikmah dan lembut hal sesuai dengan perintah Alloh Azza wa Jalla dan Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam. Namun ketika kata-kata lembut sudah tidak bermanfaat lagi sementara penyimpangan dan kesesatan terus ditebarkan ketengah umat yang masih awam sehingga semakin banyak korban yang termakan kesesatannya maka dengan sikap lemah lembut saja tidakalah cukup, sebab tidak semua kejahatan cukup diatasi dengan pendekatan persuasif, bahkan bersikap keras terhadap penyimpangan dan orang-orang yang menyebarkan penyimpang juga diperintahkan oleh Alloh Azza wa Jalla dan Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam .

Bersikap adil dan menempuh jalan tengah adalah prinsip terbaik, sebab ketika sikap lembut dianggap lebih bermaslahat dan mengena pada target dakwah maka sikap lembut sangat dianjurkan, namun bila sikap tegas bahkan penjatuhan sanksi dan hukuman lebih mengena sasaran dakwah dan bermanfaat bagi ummat maka tindakan ini juga sangat dianjurkan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah- berkata ,

” Seorang mu’min terhadap mu’min lainnya bagaikan kedua tangan, salah satu mencuci tangan yang lain, namun bisa saja kotoran ( yang melekat ditangan) tidak bisa hilang kecuali dengan bentuk cara (pembersihan) yang keras/kasar. Namun (cara keras/kasar seperti) itu benar-benar mendatangkan kebersihan dan kehalusan (pada tangan) yang membuat kita memuji cara yang kasar tersebut.” [ lihat : Majmu' Fatawa XXvIII/53-54].

Membantah berbagai pemikiran sesat merupakan Manhaj/metode Ahlus Sunnah yang telah dicontohkan oleh Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam , para Shohabat, Tabiin, Tabiut Tabiin dan para ulama yang megikuti mereka dengan benar. hal ini terbukti dengan betapa banyak hadits Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam , atsar Shohabat, tabiin, Tabiut Tabiin, dan kitab-kitab ulama yang membantah pemikiran-pemikiran sesat yang berbahaya bagi ummat.

Berikut adalah rekaman tabligh akbar yang di sampaikan oleh Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat dengan tema “Firqoh-firqoh Sesat di dalam Islam” merujuk pada kitab beliau dengan judul yang sama. Bertempat di Masjid Raya At-Taqwa Perumahan Bumi Bekasi Baru, Jembatan 11 Rawa Lumbu, 24 Februari 2008 (2 tahun silam).

Link download: http://moslemsunnah.wordpress.com/2010/02/21/download-audio-firqoh-firqoh-sesat-di-dalam-islam-ustadz-abdul-hakim-amir-abdat/

उजियन दलम berdakwah

Segelintir orang awam beranggapan bahwa sikap tegas kepada kebid’ahan dan para pelakunya merupakan cara dakwah yang arogan dan hanya menimbulkan kekacauan di tengah masyarakat sehingga mereka sangat apriori terhadap seluruh sikap tegas dan penjatuhan sanksi, mereka beranggapan bahwa dakwah yang bernuansa sejuk dan damai lebih efektif dan mengena.

Hal ini adalah benar, hukum asal, dakwah dan nasehat adalah dilakukan diatas hikmah dan lembut hal sesuai dengan perintah Alloh Azza wa Jalla dan Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam. Namun ketika kata-kata lembut sudah tidak bermanfaat lagi sementara penyimpangan dan kesesatan terus ditebarkan ketengah umat yang masih awam sehingga semakin banyak korban yang termakan kesesatannya maka dengan sikap lemah lembut saja tidakalah cukup, sebab tidak semua kejahatan cukup diatasi dengan pendekatan persuasif, bahkan bersikap keras terhadap penyimpangan dan orang-orang yang menyebarkan penyimpang juga diperintahkan oleh Alloh Azza wa Jalla dan Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam .

Bersikap adil dan menempuh jalan tengah adalah prinsip terbaik, sebab ketika sikap lembut dianggap lebih bermaslahat dan mengena pada target dakwah maka sikap lembut sangat dianjurkan, namun bila sikap tegas bahkan penjatuhan sanksi dan hukuman lebih mengena sasaran dakwah dan bermanfaat bagi ummat maka tindakan ini juga sangat dianjurkan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah- berkata ,

” Seorang mu’min terhadap mu’min lainnya bagaikan kedua tangan, salah satu mencuci tangan yang lain, namun bisa saja kotoran ( yang melekat ditangan) tidak bisa hilang kecuali dengan bentuk cara (pembersihan) yang keras/kasar. Namun (cara keras/kasar seperti) itu benar-benar mendatangkan kebersihan dan kehalusan (pada tangan) yang membuat kita memuji cara yang kasar tersebut.” [ lihat : Majmu' Fatawa XXvIII/53-54].

Membantah berbagai pemikiran sesat merupakan Manhaj/metode Ahlus Sunnah yang telah dicontohkan oleh Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam , para Shohabat, Tabiin, Tabiut Tabiin dan para ulama yang megikuti mereka dengan benar. hal ini terbukti dengan betapa banyak hadits Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam , atsar Shohabat, tabiin, Tabiut Tabiin, dan kitab-kitab ulama yang membantah pemikiran-pemikiran sesat yang berbahaya bagi ummat.

Berikut adalah rekaman tabligh akbar yang di sampaikan oleh Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat dengan tema “Firqoh-firqoh Sesat di dalam Islam” merujuk pada kitab beliau dengan judul yang sama. Bertempat di Masjid Raya At-Taqwa Perumahan Bumi Bekasi Baru, Jembatan 11 Rawa Lumbu, 24 Februari 2008 (2 tahun silam).

Link download: http://moslemsunnah.wordpress.com/2010/02/21/download-audio-firqoh-firqoh-sesat-di-dalam-islam-ustadz-abdul-hakim-amir-abdat/
Allah telah berfirman didalam Alqur'annulkarim surat Al Maidah:
"waidz qoolallahu yaa iisabna maryama a-anta qulta linnaasittakhidzuunii wa ummiya ilaa haini min dunillah", "wahai Isya bin Maryam", Allah berkata kepada Isa bin Maryam kelak di yaumil qiyamah. "engkaukah yang mengajari dan mengatakan kepada orang untuk menyembahmu dan menyembah ibumu selain Allah?" maka berkatalah sayyidina Isa bin Maryam" "Subhaanaka maa yakuunu lii an aquula maa laisa lii bihaqqin" Maha Suci Engkau Robbi aku tidak bicara terkecuali apa yang benar dan Kau perintahkan", "in kuntu qultuhuu faqod 'alimtah" "bila aku betul mengucapkannya sungguh Engkau akan mengetahuinya, "ta'lamu maa fii nafsii walaa a'lamu maa fii nafsika" "Kau Maha Tahu apa yang ada didalam diriku dan aku tidak tahu apa yang ada pada Dzat Mu", "innaka anta 'allaamul-ghuyuub"

Didalam dzurrul mansyur, yang dikarang oleh Al-Imam Al Hafidh Jalaluddin Abdurrahman As-shuyuti menukil (mengutip) bahwa, ketika Allah bertanya pada Nabi Isa, saat itu Nabi Isa bergetar dan roboh (jatuh) dari takutnya atas pertanyaan Allah, bahkan ketika itu ada riwayat bahwa seluruh tulang rusuknya terlepas daripada rusuk lainnya, dari gentarnya atas pertanyaan Allah, "a-anta qulta linnaasittakhidzuunii wa ummiya ilaa haini min dunillah" apakah kau yang berkata kepada manusia untuk menyembahmu dan ibumu melainkan selain Allah SWT". Pertanyaan ini merobohkan (menjatuhkan) Isa bin Maryam, dan diriwayatkan didalam Kutubuttafassir, pertanyaan itu diajukan kepada Nabi Isa dihadapan Mahsyar kelak, sehingga seluruh manusia melihat betul bahwa Nabi Isa tidak mengucapkannya.

Sungguh Rasul saw telah bersabda diriwayatkan didalam Shahih Bukhari: "layumsikanna an yanzila fiikum ibnu maryam hakaman adla" "akan datang waktu turunnya Isa bin Maryam kepada kalian menjadi hakim yang adil dan berkuasa diseluruh penduduk dimuka bumi", "wayaghsirasalib" Isa bin Maryam akan menghancurkan salib, menghancurkan tempat peribadatan selain Allah.